Seorang pemuda indian keluar dari tendanya. Ia mengernyit, menatap teiknya matahari. Desa indian dilanda kemarau panjang. Sungai mengering dan ladang jagung mengeranggas.
di puncak bukit, si pemuda menyaksikan pria tua menari tarian hujan. Ia mengenalinya sebagai dukun desa tetangga. Aku ragu, pikir pemuda itu , Sudah tiga dukun berusaha memanggil hujanm namun semua menyerah. semua gagal meski seharian berusaha.
Hari demi hari berlalu, dan dukun itu masih menari. Siang, malam, siluet si dukun menari tampak di atas bukit. Cepat atau lambat ia akan berhenti juga. Ucap pemuda itu.
Namun di hari ketujuh...
Tes Tes Tes.. Si pemuda itu cepat-cepat keluar dari tendanya. Dukun itu berhasil !!
Akhirnya.... Hujan pun turun dari langit. Membasahi pemuda, seluruh desanya, sungai dan ladang jagung. Semua orang keluar dari tenda. Tertawa merayakan turunya hujan.
di puncak bukit, si pemuda menyaksikan pria tua menari tarian hujan. Ia mengenalinya sebagai dukun desa tetangga. Aku ragu, pikir pemuda itu , Sudah tiga dukun berusaha memanggil hujanm namun semua menyerah. semua gagal meski seharian berusaha.
Hari demi hari berlalu, dan dukun itu masih menari. Siang, malam, siluet si dukun menari tampak di atas bukit. Cepat atau lambat ia akan berhenti juga. Ucap pemuda itu.
Namun di hari ketujuh...
Tes Tes Tes.. Si pemuda itu cepat-cepat keluar dari tendanya. Dukun itu berhasil !!
Akhirnya.... Hujan pun turun dari langit. Membasahi pemuda, seluruh desanya, sungai dan ladang jagung. Semua orang keluar dari tenda. Tertawa merayakan turunya hujan.
